banner 728x250

BMKG Imbau Petani Manfaatkan Musim Hujan Lebih Panjang untuk Maksimalkan Hasil Panen

Petani menggarap sawah menggunakan alat mesin pertanian. Foto: Antara/ Kementan
banner 120x600
banner 468x60

Nasional, reportaseindonesia.net – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyerukan para petani di Indonesia untuk memanfaatkan musim hujan yang diperkirakan lebih panjang tahun ini sebagai peluang besar untuk meningkatkan hasil panen, terutama padi. Musim hujan diprakirakan tiba lebih awal dan akan mencapai puncaknya pada November 2024 hingga Maret 2025.

Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengungkapkan bahwa petani bisa memulai penanaman lebih awal sesuai dengan rekomendasi Kementerian Pertanian (Kementan) yang menganjurkan musim tanam dimulai pada pertengahan Oktober ini. “Data BMKG menunjukkan puncak musim hujan akan terjadi pada November–Maret 2025 di 79,1 persen zona musim (ZOM) di Indonesia, dengan kondisi yang relatif normal, tidak terlalu basah maupun kering,” ujar Ardhasena di Jakarta, Jumat (18/10).

banner 325x300

Menurutnya, daerah-daerah seperti Sumatera, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan diprakirakan akan mengalami puncak hujan pada November–Desember 2024. Sementara pada periode Januari–Maret 2025, curah hujan tinggi diperkirakan terjadi di Lampung, bagian utara Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, dan Papua.

“Petani bisa memanfaatkan data ini untuk memulai tanam lebih awal, meningkatkan peluang untuk mendapatkan hasil panen yang lebih banyak. Pemerintah daerah juga diharapkan bisa mendukung dan mendampingi para petani agar mereka bisa mengoptimalkan musim hujan ini,” tambahnya.

Akademisi Agroteknologi dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama, Ida Aryani, menjelaskan bahwa produktivitas padi sangat bergantung pada ketersediaan air, terutama di fase awal pertumbuhan hingga pembentukan biji. “Dengan musim hujan yang lebih lama seperti yang diprediksi BMKG, petani berpeluang melakukan dua kali masa tanam dalam satu siklus, yang tentunya dapat meningkatkan hasil produksi,” ujarnya.

Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam mencapai 1,2 juta hektare untuk musim tanam pertama yang dimulai pada Oktober 2024, dengan target panen pada Januari 2025. Dari lahan tersebut, Kementan berharap produksi padi bisa mencapai 32,29 juta ton.

Namun, Ida juga mengingatkan agar petani berhati-hati terhadap curah hujan yang berlebihan. “Hujan ekstrem bisa menyebabkan genangan air yang berpotensi merusak tanaman, terutama pada fase pembungaan dan pematangan biji,” jelasnya. Kondisi ini bisa memicu hilangnya nutrisi di tanah, serta menyebabkan timbulnya penyakit seperti busuk akar dan hama wereng.

Ia juga menekankan pentingnya pendampingan oleh penyuluh pertanian untuk membantu petani mengantisipasi ancaman hama dan penyakit selama musim hujan berlangsung.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *